28 Juni 2012
Ini adalah hari terakhir sebelum mengambil buku
raport, buku penilaian persemester – 6 bulan –.
Karena ini adalah semester genap yang berarti akan ada
peningkatan/kenaikan kelas. Untuk bisa naik kelas, ada beberapa syarat
diantaranya : tidak boleh lebih dari 11 kali alfa dan izin, nilai kelakuan
minimal B dan tidak boleh lebih dari 3 pelajaran yang belum memenuhi standar
nilai. Apabila hanya 3 pelajaran saja yang mendapat masalah dan dua lainnya
tidak bermasalah maka tetap naik kelas tapi dengan syarat siswa harus
memperbaiki nilai – nilai tersebut di kelas selanjutnya.
Deg-degan
ga sih menjelang pengambilan raport?
Bagi yang ga punya masalah sih tentu biasa aja ya, ga
deg-degan sama sekali tapi yang bikin deg-degan pasti tentang peringkat. Nah
bagi yang punya masalah, peringkat sih ga masalah yang penting naek kelas. Ya
kan?
Oke
karena gue termasuk pihak yang ga deg-degan karena masalah naek kelas, jadi gue
akan mempermasalahkan tentang … peringkat !
Bukannya sombong, tapi gue emang sengaja mau nurunin
nilai-nilai gue supaya peringkat gue juga nurun. Kenapa?
Karena gue ngerasa gap pantes dengan posisi peringkat itu, ada siswa yang jauh lebih berhak
daripada gue. Gue sendiri engga ada apa-apanya dibanding dia. Tapi kenapa malah
gue yang dapet peringkat lebih tinggi. Ini engga adil, iya kan? Gue aja ngerasa
gitu, apalagi orang itu.
Disemester
dan ditahun ajaran kali ini gue berusaha belajar apa adanya. Engga lagi
nyontek, nyiapin contekan, ngebet buku, atau pun bergantung sama orang lain.
Tapi gue berusaha sendiri, ga lagi menggantungkan nilai gue. Gue pasrah nilai
gue, karena emang kemampuan gue Cuma segitu. Gue ga mau nyontek juga sebagai
tolak ukur kemampuan gue sebenernya sampe mana. Ternyata nilai gue pas-pasan
tapi itu murni hasil gue sendiri. Dan ternyata nilai gue ga selalu pas-pasan,
malah ada beberapa nilai yang lumayan. Ternyata gue mampu, tinggal guenya aja
yang berusaha.
Di saat
gue udah mulai berubah dan mencoba memercayakan kemampuan gue, orang-orang
disekitar gue masih seperti dulu. Kadang gue kesel, mereka bisa mendapatkan
nilai bagus padahal usaha mereka Cuma nyontek. Dan kenyataannya, yang dihargai
pengajar adalah siswa yang mempunyai nilai tinggi, tidak tahukah pengajar
bagaimana siswa bisa mendapat nilai itu?
Di saat
itu juga, prinsip gue mulai goyah “kalo begini terus –nilai pas-pasan–
bisa-bisa gue bakal hancur.” Tapi gue berusaha menyakinkan diri kalo pilihan
gue kali ini adalah yang terbaik. Tidak perlu menjadi yang terbaik untuk orang
lain, tapi jadilah yang terbaik untuk dirimu sendiri dulu.
Dan besok
adalah hari penentuan dari nilai-nilai gue. Apakah nilai rata-rata gue akan
menurun dan tergeser oleh yang lain? Semoga saja begitu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar